
Di tengah aksi serangan Rusia ke Ukraina dan penerapan kondisi darurat di Ukraina, banyak orang yang melakukan sumbangan dalam bentuk Bitcoin.
Data dari satu perusahaan analitik blockchain yakni Elliptic menunjukkan bahwa selama 12 jam terhitung mulai Kamis (24/2/2022) waktu setempat, hampir terkumpul dana sebesar US$ 400.000 atau sekitar Rp 5,7 miliar dalam bentuk bitcoin.
Dana ini telah disumbangkan ke Come Back Alive, sebuah organisasi non-pemerintah Ukraina yang memberikan dukungan angkatan bersenjata.
Bahkan, sumbangan kripto memanfaatkan tren yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir, di mana dikumpulkan ratusan ribu dolar telah membanjiri LSM Ukraina dan kelompok sukarelawan yang bekerja untuk mencegah serangan Rusia.
Baca: Bitcoin cs Rebound, Investor Baikan Konflik Rusia-Ukraina?
Para aktivis di Ukraina telah menyebarkan kripto untuk berbagai tujuan, termasuk pasukan tentara, pasokan medis, dan drone, serta mendanai aplikasi pengenalan wajah yang dirancang untuk menemukan apakah tentara bayaran atau mata-mata Rusia.
“Cryptocurrency semakin banyak digunakan untuk perang crowdfund, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah,” kata Tom Robinson, kepala ilmuwan Elliptic.
sukarelawan telah lama meningkatkan pekerjaan militer Ukraina dengan menawarkan sumber daya dan tenaga kerja tambahan. Ketika Presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych digulingkan pada tahun 2014, para sukarelawan melangkah untuk mendukung para pengunjuk rasa.
Biasanya, organisasi ini menerima dana dari donor swasta melalui transfer bank atau aplikasi pembayaran. Cryptocurrency seperti Bitcoin telah menjadi lebih populer di Ukraina, karena mereka memungkinkan untuk melewati lembaga keuangan yang mungkin menghalangi pembayaran ke Ukraina.
sukarelawan dan LSM setempat secara kolektif mendapatkan dana lebih dari US$ 1 juta dalam cryptocurrency, meskipun jumlah itu meningkat dengan cepat karena sumbangan datang di tengah serangan Rusia yang masih terjadi.
Come Back Alive, yang telah menerima cryptocurrency sejak 2018 memberikan pelatihan militer, layanan, dan pasokan medis.
Sementara grup lainnya, yakni Aliansi Siber Ukraina telah mendapatkan dana hampir mencapai US$ 100.000 dalam bentuk Bitcoin, Litecoin, Ethereum, dan campuran stablecoin selama setahun terakhir. Sejak 2016, aktivitas grup ini telah terlibat dalam serangan siber terhadap target Rusia.
Di sisi lain, separatis pro-Rusia juga telah mengumpulkan dana dalam Bitcoin sejak awal konflik.